Cepu, 04 Oktober 2024 — Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al Muhammad menggelar diskusi
Lingkar Mahasiswa yang berlangsung di Kilometer Nol Cepu, Jl. Gajah Mada, Mentul, Karangboyo,
Cepu dengan pemantik diskusi Robiatul Maklufah yang sekaligus Presiden Mahasiswa IAI Al
Muhammad Cepu.
Diskusi yang berlangsung sejak pukul 14.30 – 17.00 WIB dihadiri oleh perwakilan Mahasiswa dari
berbagai prodi yang terdapat di IAI Al Muhammad, di antaranya: Prodi Pendidikan Agama Islam
(PAI), Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Islam Usia Dini (PIAUD), Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Hukum Keluarga, dan Perbankan Syari’ah dari semester satu
hingga semester tujuh.
“Diskusi Lingkar Mahasiswa ini, berlangsung sejak Januari 2024 dan rutin diselenggarakan setiap
hari Jum’at dengan materi diskusi yang berbeda-beda,” demikian tutur Robiatul Maklufah yang kerap
dipanggil Kak Lulu di awal pembukaan diskusi.
Lebih lanjut, Kak Lulu juga menyampaikan tujuan diselenggarakannya Lingkar Mahasiswa ialah
untuk melatih daya berpikir kritis para Mahasiswa agar tidak sekadar memberi kritik dari setiap
permasalahan yang dihadapi di lingkungan masyarakat Blora dan sekitarnya secara khusus dan di
Indonesia secara umum, namun juga bertanggung jawab untuk memberikan saran sebagai ikhtiar
untuk menjadi agen perubahan.
Hadir pula dalam diskusi Lingkar Mahasiswa, Dosen IAI Al Muhammad, Bp. Santoso yang memandu
dan mengarahkan terselenggaranya diskusi dari awal sampai akhir sesi.
“Prinsip diskusi sederhana saja, yakni terdapat dialektika dari kalian sebagai Mahasiswa untuk
menunjukkan eksistensi kalian ada. Seperti ungkapan Rene Descartes yang berbunyi; Cogito Ego
Sum (Aku Berpikir Maka Aku Ada),” demikian saran Bp. Santoso yang dalam kesehariannya selain
menjadi Dosen Filsafat Umum, juga seorang Notaris yang berkantor di Blora.
Menanggapi saran Bp. Santoso, para Mahasiswa IAI Al Muhammad yang tergabung dalam diskusi
Lingkar Mahasiswa dan dipimpin oleh Kak Lulu saling sepakat untuk berdiskusi mengenai tema:
Latar Belakang yang Menjadikan Kabupaten Blora Sebagai Kabupaten Paling Sepi se-Jawa Tengah.
Diskusi terbagi menjadi empat kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari empat
Mahasiswa dari berbagai prodi di mana proses menentukan kelompok dilakukan secara acak sesuai
dengan urutan tempat duduk.
“Proses penentuan kelompok yang dilakukan secara acak, bertujuan untuk menjalin silaturahmi
antar satu Mahasiswa dengan Mahasiswa yang lain, baik dari semester satu maupun semester akhir
sehingga tidak terdapat kesenjangan antara senior dan junior. Semua sama, memiliki hak untuk
bersuara dan saling dengar pendapat,” tutur Muhammad Afan Faruq Al Hakim yang kerap dipanggil
Kak Afan selaku Ketua Senat Mahasiswa IAI Al Muhammad yang juga turut hadir dalam Lingkar
Mahasiswa.
Masing-masing kelompok, menyampaikan argumentasi terkait tema yang disepakati. Dimulai dari
kelompok tiga yang menyoroti rendahnya UMR Blora sehingga mengakibatkan para pemuda memilih
untuk merantau. “Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, tidak ditunjang oleh peran
stakeholder sehingga memaksa mereka untuk merantau supaya dapat memenuhi sandang, pangan
dan papan secara layak. Hal ini yang mengakibatkan Blora tampak sepi baik ditinjau dari minimnya
lapangan pekerjaan dengan upah yang layak, ataupun ditinjau dari luas wilayah Blora yang luas
namun tidak dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Kak Afan sebagai bagian dari kelompok tiga.
Hasil pemaparan dari kelompok tiga, mendapat reaksi yang beragam dari berbagai kelompok lain
sehingga menjadikan diskusi semakin menarik. “Jika kita kembalikan pada komitmen pemerintah
Blora untuk mBangun Desa sebagai upaya pemerataan kualitas SDM, diperlukan kesadaran dari
para perantau untuk mengabdikan dirinya bagi masyarakat sekitar agar dapat menunjang potensi
Sumber Daya Alam (SDA) sehingga dapat memaksimalkan luas wilayah Blora yang dikatakan belum
maksimal secara pengelolaan, baik dijadikan sebagai tempat wisata ataupun pemanfaatan
lingkungan sebagai bagian dari olah tanaman, seperti misalnya padi, jagung dan sebagainya,” timpal
perwakilan dari kelompok satu.
Diskusi berlangsung dengan pembahasan dari masing-masing kelompok dimulai dari kelompok tiga,
kelompok dua, kelompok satu dan terakhir kelompok empat dengan argumentasi yang berbeda-beda
dengan reaksi yang beragam. Sehingga tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 dan Bp.
Santoso mengakhiri sesi diskusi Lingkar Mahasiswa.
“Sebenarnya dari tadi, saya sudah ingin menanggapi karena diskusi hari ini sangat menarik. Namun
saya tahan karena saya ingin tahu kualitas diskusi dari kalian. Dan saya cukup terkesan karena
berbagai ide, gagasan, dan argumentasi yang kalian sampaikan dalam diskusi kali ini barangkali
belum terpikirkan oleh yang lain. Sehingga harapan saya, diskusi ini dapat dirangkum baik sebagai
notulen atau makalah atau yang lainnya, sehingga dapat memberi kontribusi terhadap pemerintah
Blora dalam menanggapi isu yang sedang hangat dibicarakan.”
Bp. Santoso lantas mengakhir diskusi Lingkar Mahasiswa dengan ungkapan seorang filsuf dan
matematikawan dari Britania Raya, Bertrand Arthur William Russell (1872-1970). “Jangan pernah
takut dalam mengungkapkan pendapat, karena setiap pendapat yang kini diterima pernah dianggap
aneh,” ujar Bp. Santoso yang dilanjut dengan sesi foto bersama.
Lingkar Mahasiswa dipertemuan selanjutnya, masih membahas terkait tema yang sama karena
minimnya waktu membuat beberapa pertanyaan ditampung terlebih dahulu dan dilanjutkan pada
sesi berikutnya di hari Jum’at, 11 Oktober 2024 di rumah Bp. Santoso, Perumahan Emerald Garden
no. 01.
5
Okt 2024
0